INILAH.COM, London – Di musim panas, suhu di Baghdad
mencapai 45C dan di musim dingin mencapai 2C. Namun kitab kuno Arab
mengungkap, kota itu pernah membeku seribu tahun silam. Bagaimana?
Peneliti Spanyol dari Univerisity of Extremadura menemukan sumber dari abad 9-10 itu. Sumber itu menyebutkan, salju turun di ibu kota Iraq itu pada 908, 944 dan 1007 yang membuat sungai pun membeku.
Kejadian ekstrem di Baghdad ini akan digunakan membantu para meteorolog lebih memahami iklim saat ini. Petunjuk pola cuaca ini datang dari penulis al-Tabari (913), Ibn al-Athir (1233) dan al-Suyuti (1505) yang semuanya menyebutkan iklim dari waktu ke waktu. Demikian seperti dikutip DM.
“Dokumen ini menjelaskan, Baghdad kuno ternyata pernah mengalami kondisi langka seperti hujan es disertai angin rebut, sungai yang membeku bahkan salju lebat. Tanda-tanda dingin tiba-tiba ini memastikan adanya penurunan suhu selama abad 10 sebelum periode hangat abad pertengahan,” ungkap pemimpin studi Dr Fernando Dominguez-Castro. [mor]
dailymail.co.uk
Peneliti Spanyol dari Univerisity of Extremadura menemukan sumber dari abad 9-10 itu. Sumber itu menyebutkan, salju turun di ibu kota Iraq itu pada 908, 944 dan 1007 yang membuat sungai pun membeku.
Kejadian ekstrem di Baghdad ini akan digunakan membantu para meteorolog lebih memahami iklim saat ini. Petunjuk pola cuaca ini datang dari penulis al-Tabari (913), Ibn al-Athir (1233) dan al-Suyuti (1505) yang semuanya menyebutkan iklim dari waktu ke waktu. Demikian seperti dikutip DM.
“Dokumen ini menjelaskan, Baghdad kuno ternyata pernah mengalami kondisi langka seperti hujan es disertai angin rebut, sungai yang membeku bahkan salju lebat. Tanda-tanda dingin tiba-tiba ini memastikan adanya penurunan suhu selama abad 10 sebelum periode hangat abad pertengahan,” ungkap pemimpin studi Dr Fernando Dominguez-Castro. [mor]
dailymail.co.uk
Oleh: Billy A. Banggawan
opo iki mas...
BalasHapusmembaca artikel nya sangat menarik , saya senang berkunjung ke blog anda
BalasHapus