Sejarah

Datangnya Islam ke Nusantara membawa warna budaya tersendiri,
termasuk arsitektur bangunan. Sebagai tempat beribadah kaum muslim,
masjid di Indonesia memiliki corak yang beragam, tergantung daerah
dibangun dan pendirinya.
Berikut ini adalah 10 masjid tertua di Indonesia:
1. Masjid Saka Tunggal (1288)
Masjid
Saka Tunggal terletak di Desa Cikakak Kecamatan Wangon dibangun pada
tahun 1288 sebagaimana terukir di Guru Saka (Pilar Utama) masjid. Tapi
dalam membuat masjid ini lebih jelas ditulis dalam buku-buku kiri oleh
para pendiri masjid ini adalah Kyai Mustolih. Tapi buku-buku ini telah
hilang bertahun-tahun yang lalu. Setiap tanggal 27 rajab diadakan ziarah
di masjid dan membersihkan makam Kyai Jaro Mustolih. Masjid ini
terletak ± 30 km dari kota purwokerto. Disebut Saka Tunggal untuk
membangun tiang yang digunakan untuk membentuk hanya satu tiang
(tunggal). Menurut Sopani, salah satu pengurus masjid mengatakan bahwa
pilar tunggal melambangkan bahwa ALLAH adalah hanya satu ALLAH SWT. Di
beberapa tempat terdapat hutan pinus dan hutan lainnya dihuni oleh
ratusan monyet jinak dan ramah, seperti di Sangeh, Bali.
2. Masjid Wapauwe (1414)

3. Masjid Ampel (1421)

Disamping kiri halaman Masjid Ampel, terdapat sebuah sumur yang
diyakini merupakan sumur yang bertuah, biasanya digunakan oleh mereka
yang meyakininnya untuk penguat janji atau sumpah.
4. Masjid Agung Demak (1474)

Masjid ini mempunyai bangunan-bangunan induk dan serambi. Bangunan
induk memiliki empat tiang utama yang disebut Saka Guru. Tiang ini konon
berasal dari serpihan-serpihan kayu, sehingga dinamai ’saka tatal’.
Sedangkan bangunan serambi merupakan bangunan terbuka. Atapnya berbentuk
limas yang ditopang delapan tiang yang disebut saka majapahit.
Di dalam lokasi kompleks Masjid Agung Demak, terdapat beberapa makam
raja-raja Kesultanan Demak dan para abdinya. Di sana juga terdapat
sebuah museum, yang berisi berbagai hal mengenai riwayat berdirinya
Masjid Agung Demak.
5. Masjid Sultan Suriansyah (1526)

Masjid ini terletak di utara Kecamatan Kesehatan, Banjarmasin Utara,
Banjarmasin, daerah yang dikenal sebagai Banjar Lama yang merupakan
ibukota Kesultanan Banjar untuk pertama kalinya.
Arsitektur tahap konstruksi dan atap tumpang tindih, merupakan masjid
bergaya tradisional Banjar. Gaya masjid tradisional di Banjar mihrabnya
memiliki atap sendiri terpisah dengan bangunan utama. Masjid ini
dibangun di tepi sungai di Kecamatan Kesehatan.
6. Masijd Menara Kudus (1549)

7. Masjid Agung Banten (1552-1570)

Masjid Agung Banten terletak di kompleks bangunan masjid di Desa
Banten Lama, sekitar 10 km sebelah utara Kota Serang. Masjid ini
dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan
pertama Kesultanan Demak. Ia adalah putra pertama Sunan Gunung Jati.
Salah satu kekhasan yang tampak dari masjid ini adalah adalah atap
bangunan utama yang bertumpuk lima, mirip pagoda china. Ini adalah karya
arsitek Cina yang bernama Tjek Nan Tjut. Dua buah serambi yang dibangun
kemudian menjadi pelengkap di sisi utara dan selatan bangunan utama.
Di masjid ini juga terdapat komplek makam sultan-sultan Banten serta
keluarganya. Yaitu makam Sultan Maulana Hasanuddin dan istrinya, Sultan
Ageng Tirtayasa serta dan Sultan Abu Nasir Abdul Qohhar. Sementara di
sisi utara serambi selatan terdapat makam Sultan Maulana Muhammad dan
Sultan Zainul Abidin.
Masjid Agung Banten juga memiliki paviliun tambahan yang terletak di
sisi selatan bangunan inti masjid agung. Paviliun dua lantai ini
dinamakan Tiyamah. Berbentuk persegi panjang dengan gaya arsitektur
Belanda kuno. Bangunan ini dirancang oleh seorang arsitek belanda
bernama Hendick Lucasz Cardeel. Biasanya, acara-acara seperti rapat dan
kajian Islami dilakukan di sini.
Menara yang menjadi ciri khas sebuah masjid juga dimiliki Masjid
Agung Banten. Terletak di sebelah timur masjid, menara ini terbuat dari
batu bata dengan ketinggian kurang lebih 24 meter, diameter bagian
bawahnya kurang lebih 10 meter. Untuk mencapai ujung menara, ada 83 buah
anak tangga yang harus ditapaki dan melewati lorong yang hanya dapat
dilewati oleh satu orang. Dari atas menara ini, pengunjung dapat melihat
pemandangan di sekitar masjid dan perairan lepas pantai, karena jarak
antara menara dengan laut hanya sekitar 1,5 km.
Dahulu selain digunakan sebagai tempat mengumandangkan azan, menara
yang juga dibuat oleh Hendick Lucasz Cardeel ini digunakan sebagai
tempat menyimpan senjata.
8. Masjid Mantingan (1559)

Pengawasan pekerjaan konstruksi masjid ini tak lain adalah Babah Liem Mo Han.
Di dalam kompleks masjid terdapat makam Sultan Hadlirin, suami dari
Kanjeng Ratu Kalinyamat dan adik ipar Sultan Trenggono, penguasa
terakhir Demak. Selain itu ada juga makam Waliullah Mbah Abdul Jalil,
yang disebut sebagai nama lain Syekh Siti Jenar.
9. Masjid Al-Hilal Katanga (1603)

10. Masjid Tua Palopo (1604)
Madjid Tua Palopo, didirikan oleh Raja Luwu bernama Sultan Abdullah
Matinroe pada tahun 1604. Masjid yang memiliki luas 15 m2 ini diberi
nama Orang Tua, karena usia yang sudah tua. Sedangkan nama Palopo
diambil dari kata dalam bahasa Bugis dan Luwu memiliki dua arti, yaitu:
Pertama, makanan yang terbuat dari campuran beras ketan dan air gula.
Kedua, memasukkan pasak dalam lubang tiang bangunan. Kedua makna
memiliki hubungan dengan proses pembangunan Masjid tua Palopo ini.
Dari berbagai sumber
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !