Baterai bukanlah komponen seksi dalam suatu gadget. Tapi peran sumber
daya portabel ini sangat penting. Tanpa adanya baterai, gadget tidak
dapat menjadi peranti yang dapat dibawa ke mana-mana.
Tidak
mengherankan bila konsumsi daya dan baterai menjadi salah satu faktor
penting yang menjadi perhitungan perancangan gadget.
Yang paling ekstrem misalnya adalah iPad, yang menyisihkan sebagian besar ruangan nya untuk baterai Litium-Ion.
Meskipun
penting dibandingkan dengan komponen dalam peranti portabel lainnya
kemajuan teknologi baterai cenderung lambat. Di segi tampilan layar
misalnya kita sudah berpindah ke AMOLED (active matrix organic light emitting diode) dari teknologi kristal cair primitif.
Sementara itu, dalam waktu 1 dasawarsa koneksi selular sudah beranjak dari 2G (GPRS) ke 2,5 (EDGE) ke 3G/3,G (UMTS/HSDPA).
Belum
lagi bila kita melihat teknologi penyimpanan, yang beralih dari cakram
keras ke solid state drive. Perkembangan memori komputer pun bergerak
dari DDR2 ke DDR3 dan DDR4.
Ion Litium
Baterai
ion Litium merupakan jenis baterai yang populer diguna kan sejak
diperkenalkan pertama kali secara komersial oleh Sony pada 1991.
Baterai
ion Litium lebih ringan, menyimpan energi dengan kerapatan lebih
tinggi, dan kehilangan kapasitasnya lebih lambat dibandingkan dengan
jenis baterai pendahulunya.
Di sisi lain baterai ion Litium juga lebih rentan terhadap panas dan perubahan suhu. Beberapa tahun lalu meledaknya baterai ion Litium pada beberapa model laptop sempat menjadi berita menghebohkan. Karena bahaya inilah perusahaan pos Amerika Serikat pada saat ini menolak untuk mengirimkan gadget berisi baterai. Alternatif untuk ion Litium yang sudah diajukan antara lain adalah ion Natrium dan ion timah-belerang-litium. Evolusi dari baterai ion Litium seperti ion Litium polimer telah banyak digunakan pada berbagai model perangkat digital. Dapat digantikan atau internal?
Untuk mendapatkan daya tahan baterai yang lama cara yang paling mudah adalah memperbesar ukuran baterai.
Lebih mudah mengisi bateraiDengan cara ini energi yang disimpan juga akan lebih banyak. Untuk mengoptimasi ukuran salah satu cara yang paling mudah buat perancang gadget adalah menggunakan baterai internal. Baterai internal memungkinkan pembuat baterai tidak lagi menghabiskan tempat untuk kemasan, yang bisa menyita tempat yang bisa digunakan untuk menjejalkan lebih banyak sel baterai. Selain itu, pembuat gadget lebih fleksibel dalam memberikan tempat pada baterai tanpa harus memperhitungkan bentuk standar. Di sisi lain baterai yang dapat diganti-ganti (replaceable battery) memiliki keunggulan yang jelas, bila ada masalah dengan baterai kita dapat dengan mudah mencopotnya tanpa harus pergi ke pusat reparasi. Dan baterai tidak jarang menghadapi masalah. Kapasitas baterai biasanya hanya dapat bertahan selama setahun. Setelah itu banyaknya energi yang disimpan dalam baterai akan menurun sampai akhirnya nol. Pada saat ini kita harus menggantinya dengan baterai baru. Kemudahan lain replaceable battery adalah kemungkinan menyediakan baterai lain sebagai baterai cadangan. Kita dapat membeli baterai lain sebagai backup. Dengan cara ini bila energi dalam baterai utama habis kita cukup mencopot baterai dan memasang baterai baru. Dengan demikian kita dapat melipatgandakan daya tahan baterai.
Isu
lain yang terkait dengan baterai adalah peranti pengisian baterai atau
charger. Tidak banyak orang yang memikirkan pe rancangan charger, tetapi
Apple adalah salah satu pengecualian. Rancangan MagSafe yang ditemukan pada berbagai komputer jinjing Mac mendayagunakan magnet untuk menancapkan kabel charger ke komputer.
Ini merupakan faktor plus dalam segi keamanan, bila kita tidak sengaja menyentakkannya, kabel akan mudah copot dan tidak menyeret komputer. Hal yang lebih mendasar adalah bagaimana meng isi baterai tanpa harus menggunakan kabel. Kalau kita dapat memiliki koneksi data tanpa kabel, kenapa pula kita harus terikat dengan stop kontak, meskipun itu hanya saat mengisi baterai? Solusi yang ada saat ini adalah pengisian baterai nirkabel seperti Witricity, yang dirintis para ilmuwan MIT tahun 2007. Pada saat ini kita sudah dapat menemukan charger nirkabel untuk ponsel, seperti Palm TouchStone dan televisi dari Sony. Sayangnya, teknologi ini belum meluas. |
Sumber: Bisnis Indonesia |