Headlines News :
Home » » Tanggung Jawab Siapa?

Tanggung Jawab Siapa?

        Saat ini berbagai pihak selalu menyalahkan pihak yang lainnya karena tidak mau bertanggung jawab atas apa yang terjadi. Masa kecil anak-anak sekarang memanglah sudah jauh berbeda dengan masa kecil dari orang tuanya dulu, terlebih lagi masa kecil kakek neneknya dulu. Di zaman yang serba modern dan serba kompleks dari berbagai masalah yang ada. Semua orang tua menginginkan anak-anaknya bisa tumbuh dewasa menjadi insan-insan yang berbakti dan cerdas. Berangkat dari masih masa kanak-kanak yang seru dan menyenangkan bagi keluarganya, hingga berbagai masalah yang juga dimunculkan. Mayoritas orang tua sekarang lebih suka mencari materi dunia sehingga kurang bisa mendampingi perkembangan anak-anak sendiri. Seorang ayah sudah pasti memang harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga, namun sebagian besar sekarang semua merasa dengan penghasilan suami saja masih dirasa belum cukup. Kebutuhan hidup semakin meningkat karena memang sudah menjadi konsekuensi dari perkembangan zaman yang ada. Hal ini yang menjadi salah satu faktor yang mendorong ibu-ibu atau para istri untuk ikut bekerja.
         Orang tua yang selalu sibuk bekerja sudah secara otomatis merampas hak anaknya. Terlebih lagi ibu-ibu yang selalu pergi pagi dan pulang sore bahkan tidak sedikit yang pulang sampai larut malam. Entah anaknya bersama siapa, mungkin bersama neneknya, bersama pengasuhnya atau bersama orang lain di tempat penitipan anak. Masih banyak orang tua yang berpikiran yang penting cari uang yang banyak sebagai bentuk tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan keluarga hingga melupakan kalau pendidikan anak juga merupakan tanggung jawabnya, bukan hanya pengasuh dan juga sekolah.

        Banyak kita lihat di lingkungan sekitar kita saat orang tua baik ibu maupun ayahnya mengantar anak-anaknya ke tempat TPA ( Taman Pendidikan Al Quran ). Kita sering melihat anak laki-lakinya pasti berbaju koko pakai peci rapi dan yang anak perempuan pasti pakai kerudung berbaju panjang. Anak-anak yang diantar sudah berpakaian syar'i namun orang tua malah banyak yang tidak mau mengenakan baju muslim yang syar'i. Kesalahan para orang tua adalah kebanyakan hanya menginginkan anak-anaknya jadi baik bisa baca Al Quran dan bisa menulis arab juga namun orang tua sendiri malas untuk belajar Al Quran. Artinya orang tua menuntut anak-anaknya untuk mau mengaji namun orang tua tidak mau mengaji. Ini merupakan kesalahan yang banyak dilakukan orang tua tapi tidak mau disalahkan.
        Pendidikan di rumah sangat menentukan karakter anak dan menentukan pembentukan akhlak anak. Namun lagi-lagi sering kali orang tua banyak yang tidak menghiraukan hal ini. Tak sedikit dari orang tua sering kali berperilaku yang salah yang sudah otomatis akan ditiru oleh anak-anaknya. Dari hal yang kecil, makan tidak dengan duduk, minum pakai tangan kiri sambil berdiri lagi dan yang paling banyak lagi adalah orang tua selalu melihat acara televisi yang tidak mendidik. Orang tua yang suka melihat acara sinetron, acara goyang-goyang dan memang mayoritas acara televisi nasional kita sangat buruk untuk perkembangan anak. Anak disuruh belajar namun orang tua justru melihat acara-acara televisi yang tidak bermutu, hal ini sudah pasti mengganggu pikiran anak dan sangat mempengaruhi pola pikir anak ke depannya.
        Di zaman serba teknologi ini ternyata juga sangat mempengaruhi perkembangan anak-anak. Selepas pulang sekolah anak-anak biasanya akan selalu pegang hp atau gadgetnya. Waktu mereka habis hanya untuk olah raga jari saja. Anak-anak terlena dengan perangkat dunia mayanya hingga malas untuk belajar. Kalau tidak mainan hp bisa dipastikan duduk atau tiduran di depan televisi menonton acara yang 90 % merusak generasi penerus bangsa ini. Kalau sudah seperti ini, siapa yang disalahkan bila anak-anak tumbuh dewasa tidak menjadi seperti yang orang tua inginkan ataupun tidak menjadi anak yang cerdas, berbakti, sholeh atau sholehah.

         Jadi pembentukan karakter dan akhlak anak ini merupakan hal yang kompleks. Semua pihak turut andil dalam kerusakan bangsa ini yang diawali dari perusakkan perkembangan anak-anak. Acara-acara televisi sampai iklan-iklan yang ditayangkan juga tidak sedikit yang merusak. Adanya KPI tidak berasa pengaruhnya. Peran pemerintah juga ada dalam hal perijinan dan kontrol dari penguasa juga tidak ada, ini juga bentuk tidak bertanggung jawabnya pemerintahan yang ada. Ditambah lagi pengaruh lingkungan anak-anak kita yang juga buruk. Dunia pendidikan selalu dijadikan tumpuan untuk mendidik anak-anak namun tidak didukung penuh oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat umum. Kita miskin teladan bagi anak-anak kita. Namun dalam hal ini yang paling bisa berpengaruh terhadap pembentukkan karakter dan akhlak anak adalah keluarga.
          Keluarga sebaiknya selalu ada setiap saat untuk anak-anaknya. Keluarga adalah madrasah yang paling bagus untuk perkembangan anak-anak kita. Mari, kita selalu memberikan teladan yang baik bagi anak-anak kita. Acara-acara televisi yang tidak mendidik jauhkan dari pandangan anak-anak. Ajarkan anak-anak kita sesuai dengan ajaran Islam yang sudah pasti baik adanya. Sebenarnya segala sesuatu yang menyimpang atau buruk merupakan bukti nyata jauhnya mereka dan kita dari syari'at Islam. Semoga bermanfaat, aamiin.
Share this article :

1 komentar:

  1. kita pikul tanggungjawab inibersama biar anak2 kita memiliki kecerdasan baik intelektual dan spiritual..

    BalasHapus

Silahkan isi komentar yang santun dan tidak SARA. Pilih Name/URL, bagi yang tidak punya blog, URL silahkan dikosongi. Terimakasih.

Translate

Fanpage

 
Support : Creating Website | Risqk Template | Risqk Template
Copyright © 2011. TIK SMPN 2 Jumantono - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Risqk Template
Proudly powered by Blogger