Jakarta - Di luar sisi teknologi, cloud computing
disebut-sebut memberi manfaat ekonomis lebih besar. Perusahaan hanya
perlu mengeluarkan biaya untuk apa yang mereka perlukan, sehingga dapat
memangkas pengeluaran yang besar. Namun, meski komputasi awan sudah merupakan tren yang cukup dikenal di Indonesia, masih banyak yang tidak memahami sepenuhnya akan kelebihan, risiko dan langkah yang perlu diambil untuk dapat memanfaatkan cloud sepenuhnya. Menurut Cisco, cloud computing adalah solusi yang masuk akal bagi bisnis kecil dan menengah (SMB). Cloud diklaim dapat menyediakan kemampuan lebih besar dan banyak serta memberikan akses kepada keahlian TI yang lebih besar dibandingkan dengan apa yang sanggup dibiayai oleh kebanyakan SMB secara in-house. Sementara perusahaan yang lebih besar harus mengimplementasikan cloud dalam beberapa tahapan. Jika satu perusahaan memiliki aset yang pemanfaatannya di bawah standar operasional, yang terjadi adalah kurangnya dorongan untuk beralih ke cloud selama aset tersebut dapat dimanfaatkan seiring berjalannya waktu tanpa perlu penambahan staf TI yang berarti. Hingga pada akhirnya, semua perusahaan harus mengikuti perkembangan evolusi cloud computing dan mengevaluasi ulang keuntungan potensial dari cloud dibandingkan dengan penghantaran dan model penggunaan TI mereka yang sekarang ini. Agar perusahaan dapat siap untuk mengadopsi layanan cloud dalam waktu dekat, Cisco menjabarkan lima langkah untuk membantu perusahaan memulai perjalanannya menuju cloud computing: 1. Roadmap Layanan Mengoptimalkan lingkungan TI yang sudah ada dengan menyediakan set layanan cloud internal dan memungkinkan penyatuan dengan layanan eksternal. Tergantung tingkat kemapanan departemen TI perusahaan, mulailah dengan konsolidasi, melangkah menuju standardisasi, dan lalu virtualisasi. Setelah melakukan virtualisasi, maka bersiaplah untuk memulai mengembangkan model penghantaran layanan dan mengelola aset TI sebagai set layanan daripada sebagai teknologi yang terpisah-pisah. Setelah itu baru perusahaan dapat mempertimbangkan dengan lebih serius untuk mengadopsi layanan cloud untuk lingkungan produksi. Perusahaan akan mengalami keuntungan biaya dengan mengoptimalkan infrastruktur dan meningkatkan utilisasi aset yang sudah ada. 2. Portofolio Layanan Mengidentifikasi peluang yang bisa didapat dari layanan cloud berdasarkan kebutuhan bisnis, nilai tambah dan kemampuan untuk mengadopsi/mendukung layanan tersebut. Tentukan fungsi atau proses bisnis mana yang bersedia atau dapat ditempatkan di layanan cloud eksternal, dan mana yang harus tetap berada di belakang firewall perusahaan. Bangun portofolio layanan untuk end-user dan rekomendasikan bagaimana layanan tersebut harus dihantarkan. Evaluasi bagaimana layanan tersebut akan dihantarkan sebagai layanan eksternal dibandingkan dengan dihantarkan secara internal, untuk menjawab dapatkah perusahaan mengurangi biaya dan meningkatkan tingkat layanan? 3. Rencana Komunikasi Komunikasikan dengan unit bisnis mengenai layanan cloud, roadmap dan prosesnya untuk menyatukan mereka ke dalam arsitektur, entah layanan tersebut dari internal atau eksternal. Komunikasi merupakan hal yang vital karena independent software vendor (ISV) tidak berhubungan dengan departemen TI untuk menjual produk dan layanan mereka hanya berhubungan langsung dengan unit bisnis terkait. Adalah perlu untuk memberitahukan unit-unit bisnis tentang apa yang akan dilakukan agar rencana yang dijalankan tidak berlawanan. 4. Test Bed Bereksperimen dan menguji coba berbagai layanan, baik internal maupun eksternal cloud, untuk mengidentifikasi di mana isu sebenarnya akan timbul. Manfaatkan proses pengembangan yang dapat diselesaikan dengan cepat untuk menguji lingkungan cloud, dan pertimbangkan penyedia layanan cloud untuk secara terpisah menjalankan fungsi bisnis seperti CRM untuk menguji coba konsep. 5. Merasakan Layanan Tunjuk dan libatkan tim lintas fungsi untuk memonitor apakah layanan, penyedia layanan cloud dan standar layanan telah berjalan sebagaimana mustinya, dan menentukan apakah akan mempengaruhi roadmap. Lebih baik untuk menemukan di mana hambatan dan kendala yang terjadi di lingkungan tes daripada di lingkungan produksi. Dan tentu saja, selalu buat pembaruan model operasi secara konstan sepanjang hal tersebut berkaitan dengan penggunaan, penghantaran dan dukungan layanan cloud. "Kelima langkah ini memungkinkan perusahaan untuk mencapai kesiapan cloud baik untuk public cloud ataupun private cloud," pungkas Cisco dalam keterangannya, Kamis (5/7/2012). Stuart Hendry, Managing Director Cisco Indonesia menambahkan, Indonesia merupakan negara besar dengan potensi besar. Cisco percaya bahwa cloud computing akan dapat mendorong pertumbuhan bisnis di Indonesia, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Cloud computing sudah terjadi di Indonesia, dan perusahaan harus bersiap untuk mengimplementasikan cloud," dia menandaskan. |
Sumber: detikinet |